Saat enam belas baut ditancapkan di sekitar tempurung lutut
Maka istirahat panjang harus aku mulai
Saat ke dua pergelangan tangan ku tak lagi utuh
Saat itulah balutan biru merah mengitari
Dengan harap agar retak tangan ku kembali tersambung.
Dan Saat clavicula ku terpatahkan
Maka saat itulah tangan tiada kuasa lagi tuk ku gunakan mengangkat beban yang luar biasa berat
Dan balutan perban melilit pundak dan bahuku
Pun tak ketinggalan kawat panjang menembus claviculaku
kursi roda
Menemaniku tuk menikmati udara luar
Kedua tongkat
Mengantar kan langkah kaki tuk kembali menyusuri jalan
Demi tugas yang menjadi kewajibanku
Langkah kaki yang berat terseret
Perlahan mulai bisa menapak walau tiada lagi seirama
Dan Akhirnya bisa berjalan
Perlahan dan akhirnya berusaha melesat
Akan tetapi, alunan langkah kaki ku yang cepat
Menciptakan suanana yang membuat warna tiada ceria
Namun kini
Ku harus melangkah perlahan
Bahkan sangat perlahan
Agar yang pelan menjadi nyaman
Dan yang biasa diam tidak tiada lagi terusik dalam ke diam an nya
Semoga aku bisa beradaptasi dengan langkah kaki ku yang kupaksa tuk melangkah pelan
Sangat Pelan